SIGMA FISIKA

SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI TEMPAT BELAJAR DAN BERBAGI ILMU PENGETAHUAN

Tuesday, May 14, 2019

METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Kedudukan Observasi dalam Tahapan PTK

Salah satu tahap dalam kegiatan PTK adalah observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Pada tahap ini guru maupun tim peneliti bisa secara langsung melakukan observasi untuk mendapatkan berbagai data yang dibutuhkan. Macam kegiatannya seperti mengamati, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator, apakah hal itu berkaitan dengan aspek proses maupun hasil. Selain itu, fungsi observasi adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta bagaimana dampak dari pelaksanaan kegiatan apakah negatif atau positif.
Target yang diinginkan dalam PTK adalah terciptanya dampak positif. Apabila hasil kegiatan berdampak negatif, maka harus dicari akar permasalahannya. Apakah hal itu disebabkan oleh faktor dari luar atau dari dalam; apakah karena pelaksananya kurang mumpuni, apakah disebabkan oleh pelaksanaan yang kurang optimal, atau karena rencana yang kurang komprehensif.
Mengingat bahwa kegiatan PTK adalah ingin meningkatkan interaksi belajar mengajar, proses dan hasil belajar, maka untuk bisa memenuhi tuntutan tersebut diperlukan adanya kegiatan pengumpulan data. Proses pengumpulan data adalah penting di dalam PTK, agar peneliti bisa menyatakan dan menjustifikasi apakah kegiatan penelitian sudah berhasil atau belum. Untuk itu, harus berpedoman pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.
Ada beberapa metode dan teknik yang bisa dipakai dalam proses pengumpulan data, seperti observasi, self report, domumentasi, wawancara dan tes. Bila memungkinkan semua metode ini bisa dipakai, agar data yang terhimpun bisa benar- benar valid. Dalam penelitian tindakan kelas, aktivitas ini dikenal dengan istilah triangulation approach. Untuk itu, pada sub bagian selanjutnya akan dibahas tentang berbagai metode dan teknik pengumpulan data.

Metode Observasi

Observasi selain sebagai salah satu tahap dalam pelaksanaan PTK sekaligus juga berfungsi sebgai alat untuk pengumpulan data. Metode ini sangat sesuai untuk merekam aktivitas yang bersifat proses. Misalnya kegiatan siswa selama melakukan praktikum di laboratorium, interaksi siswa selama kegiatan pembelajaran, atau saat mereka sedang melakukan diskusi. Dalam istilah assessment, kegiatan observasi merupakan bagian dari informal assessment (authentic assessment) yang bersifat langsung (direct assessment).
Dilihat dari sudut pelaksanaannya, kegiatan observasi bisa bersifat langsung (partiscipatif observation) maupun tidak langsung (non-participatif observation). Dalam observasi tidak langsung, peneliti tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran (tidak berinteraksi langusung dengan objek yang diteliti), namun hanya merekam segala aktivitas sesuai fokus atau indikator yang diinginkan.
Observasi langsung dilakukan dengan adanya keterlibatan secara langsung oleh peneliti dalam proses pembelajaran yang dilakukan bersama guru dan siswa, atau bahkan peneliti sekaligus sebagai guru. Sebenarnya kondisi seperti inilah yang diharapkan nanti. Artinya ke depan guru harus berfungsi sebagai peneneliti di kelasnya sendiri (sebagai participant observer).
Dilihat dari teknik pelaksanaannya, observasi dapat dibedakan menjadi  observasi terbuka, terfokus, terstruktur, dan sistematis. Observasi terbuka biasa dikenal dengan kegiatan observasi yang dilakukan dengan membuat catatan bebas tentang segala aktivitas yang berkaitan langsung dengan objek yang diteliti. Misalnya peneliti ingin merekam segala aktivitas yang dianggap penting selama anak sedang melakukan kegiatan diskusi.
Observasi terfokus dilaksanakan dengan merekam segala sesuatu yang maksud dan tujuanmya telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya, termasuk alat bantu yang akan digunakan. Observasi ini digunakan untuk mengamati atau merekam baik aktivitas yang dilakukan oleh guru maupun siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk menghindari subjektivitas observer, maka perlu dilengkapi dengan pedoman observasi yang begitu rinci, sehingga observer tinggal merekam sasaran dengan memberikan coding pada lembar pengamatan seseuai kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Observasi terstruktur dilaksanakan dengan dibuatnya suatu lembar atau pedoman observasi yang berisi indikator-indikator yang mungkin muncul. Dalam hal ini observer tinggal memberi tanda ceklist pada gejala yang muncul selama proses pengamatan. Observasi model ini untuk menghindarkan subjektivitas dari pengamat. Melalui pengamatan model ini akan teridentifikasi suatu pola atau kecenderungan interaktif baik antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan guru.
Observasi sistematis berupa suatu pedoman yang bersifat standart atau baku, sehingga mampu mendapatkan data kuantitatif dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Namun kelemahan observasi seperti ini dianggap kurang informatif.

Self Report

Self report dapat berbentuk angket atau kuesioner yang diberikan kepada para peserta didik untuk mengungkap tentang wawasan, pandangan atau aspek kepribadian, yang jawabannya dapat diberikan secara tertulis. Keuntungan menggunakan metode angket, yaitu bisa digunakan untuk kelas yang besar, dan membutuhkan waktu yang relatif singkat.
Dilihat dari cara menjawabnya, angket dapat dibedakan menjadi angket terbuka dan tertutup. Angket terbuka bila pihak yang ingin mengisi diberikan kesempatan untuk menjawab sesuai perasaan dan pengalaman mereka. Sedangkan pada angket tertutup, pihak penjawab tidak diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan sesuai pengalaman dan perasaan mereka. Sebab pada kuesioner jenis ini sudah diberikan alternatif jawaban mulai dari kategori sangat senang sampai pada kategori tidak senang, atau dari setuju hingga tidak setuju.

Metode Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang persepsi, pandangan, wawasan, atau aspek kepribadian para peserta didik yang diberikan secara lesan dan spontan. Kegiatan wawancara agar lebih terarah, biasanya dilengkapi dengan pembuatan pedoman wawancara.
Wawancara yang baik adalah yang bersifat mendalam. Artinya dengan menginterpretasi jawaban siswa akan diperoleh banyak informasi, yang mungkin tidak bisa ditemukan pada penggunaan metode lainnya.

Metode Tes

Metode asesmen dalam PTK dapat dibedakan menjadi tes dan non tes. Metode tes bisa bersifat formal dan non formal. Dikatakan sebagai metode tes formal apabila dalam suatu kali tatap muka di kelas seluruhnya digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan tes. Tes formal ini dapat dikatakan sebagai indirect assessment (asesmen yang bersifat tidak langsung). Artinya bahwa asesmen tersebut dilaksanakan secara terpisah dengan kegiatan pembelajaran, sehingga balikan baru akan diperoleh oleh para peserta didik pada pertemuan berikutnya setelah selesainya kegiatan tes. Tes formal bisa berbentuk tes tulis, tes lesan, dan tes kinerja. Metode tes tulis bentuk atau format instrumennya bisa berupa item tes isian, item tes uraian, pilihan benar salah, pilihan menjodohkan, dan pilihan ganda. Sedangkan metode tes kinerja instrumennya bisa berbentuk item paper/pen tes, item tes identifikasi, item tes simulasi, dan item uji petik kerja.
Tes nonformal adalah tes yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Tes nonformal ini dapat dikatakan pula sebagai tes langsung (tergolong ke dalam direct assessment). Dikatakan sebagai direct assessment karena tes dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran. Pada saat itulah pendidik bisa melakukan asesmen, yang secara langsung pendidik bisa memberikan feedback secara langsung yang tidak harus ditunda-tunfa pelaksanaannya.
Kedua metode metode tes di atas lebih bersifat kuantitatif, yang interpretasinya mengarah pada benar dan salah. Berbeda dengan metode non tes, yang lebih bersifat kualitatif, sehingga interpretasinya mengarah pada aspek psikologis dan aspek lainnya (sangaat setuju hingga sangat tidak setuju, sangat senang hingga sangat tidak senang).

Kesimpulan

Setelah mempertimbangkan kajian di atas, maka dapat ditegaskan bila PTK merupakan model penelitian yang bersifat praktis yang dapat meningkatkan pengetahuan dan understanding para guru/dosen. Secara umum PTK dapat meningkatkan prestasi para peserta didik, membantu upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalan kegiatan pembelajaran; dapat meningkatkan inovasi di bidang pendidikan; dan dapat membantu menumbuhkan keberanian guru dalam mengembangkan kurikulum.
Adapun manfaat utama kegiatan PTK adalah untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Kegiatan PTK dilakukan dalam siklus-siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap. Tahap-tahap tersebut dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tahap refleksi. Pada tahap observasi inilah sebenarnya kita bisa menjustifikasi apakah pembelajaran yang kita lakukan telah mencapai target atau belum. Untuk melengkapi kegiatan observasi tersebut diperlukan berbagai metode dan alat pengumpul data, seperti lembar observasi, wawancara, self report, dan instrumen tes.
Agar pelaksanaan PTK secara benar bisa dipahami oleh para guru, maka perlu dilakukan sosialisasi secara berkelanjutan. Aktivitas pelaksanaannya bisa melalui seminar, workshop, pelatihan-pelatihan, maupun mengajak para guru/dosen yang belum berpengalaman untuk ikut aktif (berkolaborasi) dalam kegiatan PTK.




SUMBER REFERENSI


Share:

0 comments:

Post a Comment

About

Blogger templates