1. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan classroom action research sejak lama
berkembang di negara-negara maju seperti Inggris. Australia dan Amerika.
Ahli-ahli pendidikan di negara tersebut menaruh perhatian yang cukup besar
terhadap PTK. Mengapa demikian? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan
cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme dalam
proses belajar mengajar di kelas dengan melihat indikator keberhasilan proses
pembelajaran. Dalam hal ini McNift (1992:1) seperti dikutip Suyanto (1997:2)
memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
sendiri dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan
kurikulum, sekolah, dan pengembangan dalam proses belajar mengajar dll.
Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran
yang dilakukan di kelas. Dengan PTK, guru dapat melakukan penelitian terhadap
siswa dari berbagai aspek selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui
penelitian tindakan kelas ini guru dapat melakukan penelitian terhadap proses
atau hasil yang diperoleh secara reflektif di kelas, sehingga hasil penelitian
dapat diapakai untuk memperbaiki praktek pembelajarannya.
Penelitian Tindakan Kelas juga dapat menjebatani kesenjangan antara teori dan praktek pendidikan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan setelah seseorang melakukan penelitian terhadap kegiatannya sendiri, di kelasnya sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri, melalui suatu tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi, guru tersebut akan memperoleh umpan balik yang sistematis mengenai apa yang selama ini selalu dilakukan dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan demikian guru dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik di kelas yang dimilikinya. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif.
2. Karakteristik PTK
Setiap penelitian memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Bagi PTK
karakteristik yang menonjol adalah dalam hal masalah yang akan diteliti.
Masalah yang diangkat dan akan dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat
dari permasalahan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapai oleh guru.
PTK akan dapat dilaksanakan oleh guru jika sejak awal guru menyadari adanya
persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapinya
di kelas. Jika guru tidak pernah merasa menemui masalah dalam kegiatan
pembelajaran, PTK tidak diperlukan. Namun tidak semua guru dapat melihat kekurangannya
sendiri, meskipun sudah melakukan kesalahan-kesalahan berpuluh-puluh tahun di
kelas. Persoalan yang muncul dianggap hal biasa sehingga tidak perlu perbaikan
diri. Oleh karena itu, perlu bantuan orang lain untuk melihat hal-hal apa saja
yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung di kelasnya.
Karakteristik kedua adalah bahwa PTK merupakan penelitian tindakan
kolaboratif yaitu penelitian yang melibatkan orang lain untuk bersama-sama
menemukan dan merumuskan persoalan pembelajaran di kelas. Dalam konteks ini guru dapat berkolaborasi dengan dosen
FKIP untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Dari kolaborasi ini akan muncul
kesadaran kemungkinan perbaikan pembelajaran melalui PTK.
3. Tujuan PTK
Terkait dengan penelitian tindakan kelas sebagai sarana strategis
layanan pendidikan bagi dalam konteks pembelajaran guru muncul pertanyaan
bagaimana tujuan penelitian dapat dicapai? Tujuan penelitian tindakan kelas
dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif
dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu
fokus penelitian tindakan kelas adalah terletak pada
tindakana-tindakan alternatif yang direncanakan oleh guru, kemudian dicobakan,
dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif yang dilakukan dapat digunakan
untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi guru.
Tujuan penelitian tindakan kelas terkait erat dengan keinginan seseorang untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Penelitian ini seharusnya dilakukan oleh para guru, karena para guru adalah orang yang secara langsung berhadapan dengan permasalahan-permasalahan yang ada di kelasnya. Penelitian tindakan kelas merupakan cara strategis bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Hal ini didukung oleh pernyataan Mc.Niff (1992) dalam Suyanto (1997: 5) yang menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah perbaikan. Perbaikan di sini terkait dan memiliki konteks dengan proses pembelajaran.
Selain tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk
meningkatkan dan atau memperbaiki proses pembelajaran di kelas, ada tujuan
penyerta yang dapat dicapai sekaligus berupa terjadinya proses latihan dalam
jabatan selama proses penelitian tindakan kelas berlangsung. Hal ini terjadi
karena tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan
layanan dalam proses pembelajaran. Dengan strategi ini guru akan lebih banyak
berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk
meningkatkan layanan pembelajaran Dari perolehan pengetahuan umum dalam bidang
pendidikan yang dapat digenaralisasikan.
4. Manfaat PTK
Setiap tindakan dalam proses pembelajaran pasti mempunyai tujuan.
Keberhasilan suatu tindakan dapat diukur dengan melihat manfaatnya. Demikian
juga dengan penelitian tindakan kelas, selain bertujuan meningkatkan dan atau memperbaiki proses pembelajaran di kelas
keberhasilannya diukur dari kemanfaatan tindakan alternatif bagi perbaikan tersebut.
Adapun manfaat yang dapat dipetik dari penelitian tindakan kelas
mencakup (a) inovasi pembelajaran, (b) pengembangan kurikulum di tingkat
sekolah dan kelas, (c) peningkatan professional guru.
Dalam inovasi pembelajaran, guru selalu perlu mencoba untuk mengubah,
mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan model
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru selalu berhadapan dengan
siswa yang berbeda-beda setiap tahun. Oleh sebab itu kalau guru mengadakan
penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan yang dihadapi di kelasnya
dan menghasilkan solusi terhadap masalahnya. Dengan proses belajar di kelas
seperti itu guru tersebut telah melakukan inovasi pembelajaran.
Dari aspek pengembangan kurikulum, penelitian tindakan kelas juga dapat
dimanfaatkan secara efektif oleh guru. Guru kelas harus bertanggung jawab
terhadap pengembangan kurikulum dalam tingkat sekolah maupun kelas, penelitian
tindakan kelas akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan.
Dari aspek profesionalisme guru dalam proses pembelajaran memiliki
manfaat yang sangat penting. Guru yang professional tentu tidak enggan
melakukan perubahan- perubahan dalam praktek pembelajarannya sesuai dengan
kondisi kelasnya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu media yang
dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, untuk
selanjutnya meningkatkan ke arah perbaikan secara profesional.
Guru profesional menurut Suyanto (1997) perlu melihat dan menilai
sendiri secara kritis terhadap parktek pembelajarannya di kelas. Dengan melihat
unjuk kerjanya sendiri, kemudian
direfleksikan, lalu diperbaiki guru akhirnya akan mendapatkan otonomi secara profesional.
Konsep penting dalam pendidikan adalah selalu adanya
upaya perbaikan dari waktu ke waktu pada proses pemebalajarnnya. Hal ini
terjadi karena guru mau melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
profesionalismenya.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah dipahami bahwa penelitian tindakan
kelas memiliki perbedaan dengan penelitian konvensional pada umumnya. Perbedaan
itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 1: Perbedaan
penelitian tindakan kelas dengan penelitian konvensional:
Daftar Pustaka
Suyanto. 1997. Pedoman
PelaksanaanPenelitian Tindakan Kelas (PTK)., Bagian satu. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdikbud Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Bagian Pengembangan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (BP3GSD).
Sudarsono. 1997. Pedoman
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK): Bagian kedua. Jakarta: Dirjen
Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Bagian Pengembangan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (BP3GSD).
Depdiknas. 2005. ”Penulisan Karya Ilmiah”
dalam Materi Pelatihan Terintegrasi Jilid
3.
Jakarta: Depdiknas
Dirjen Pendidikan Dasar dan Mengengah Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama.
0 comments:
Post a Comment