PENDAHULUAN
Penelitian
kuantitatif bermula dari teori menuju data dan berakhir pada uji hipotesa
berupa penolakan dan penerimaan dari teori yang digunakan. Proses dari
pengambilan teori digunakan sebagai landasan kerangka berfikir dengan tujuan
penelitian mempunyai kerangka yang jelas, rasional dan tidak jauh dari tujuan
yang diharapkan dengan variable‐variabel yang digunakan.
Hal yang mudah untuk sebuah
penelitian kuantitatif, namun masih banyak peneliti pemula yaitu para
mahasiswa/I yang menyusun skripsi/tugas akhir yang bingung harus memilih teori
tepat yang akan digunakan. Sehingga banyak teori yang diambil yang dikutip pada
kerangka berfikir, pada landasan teori yang intinya sama dari satu sumber
dengan sumber yang lain, dan lupa untuk mengambil teori sebagai pendukung atau
melengkapi teori pertama yang sudah ada dengan tujuan untuk memperkuat kajian teoritis. Lalu bagaimana seperti
apa tinjauan pustaka
yang harus diambil? Berapa banyak teori yang dapat
dijadikan kerangka berfikir untuk memperoleh variable‐variabel yang tepat? Cara
mengutip yang baik?
Dalam makalah ini akan
diikhtisar dari tulisan‐tulisan yang sudah ada tentang membuat kerangka
berfikir, tinjauan pustaka
dan cara mengutip
yang dibenarkan sehingga
terhindar dari tindakan
yang dikatakan sebagai plagiarisme.
KERANGKA BERFIKIR
Kerangka
berfikir adalah perpaduan antara asumsi‐asumsi teoritis dan asumsi‐asumsi
logika dalam menjelaskan atau memunculkan variable‐variabel yang diteliti serta
bagaimana kaitan diantara variable‐variabel tersebut, ketika dihadapkan pada
kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti. Ada tiga
kerangka berfikir yang digunakan yaitu :
1. Kerangka teoritis
Adalah uraian
yang menegaskan tentang
teori apa yang dijadikan landasan
serta asumsi‐asumsi teoritis yang dari teori tersebut akan digunakan untuk menjelaskan fenomena
yang diteliti.
2. Kerangka konseptual
Adalah
uraian yang menjelaskan konsep‐konsep apa saja yang terkandung didalam asumsi
teoritis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan)
unsur‐unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana
hubungan diantara konsep‐ konsep tersebut.
3. Kerangka operasional
Adalah penjelasan tentang
variable‐variabel apa saja yang diturunkan dari konsep‐konsep terpilih, dan
bagaimana hubungan di antara variable‐variabel tersebut, serta hal‐hal apa saja
yang dijadikan indicator untuk mengukur variable‐variabel yang bersangkutan.
Kerangka teoritis sampai dengan
operasional saling berhubungan. Kalau digambarkan sebagai berikut :
Kerangka Teoritis
|
Kerangka Konseptual
|
Kerangka operasional
|
Teori 1
Teori 2
Teori 3
Teori 4
|
Skema Gambar hubungan teori tersebut
|
Variabel X:
‐
Indikator x
Variabel
Y :
‐
Indikator Y
|
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Dalam kerangka berfikir ini
tidak harus semua teori dimasukan, hanya teori yang kuat dan relevan yang
digunakan ditambahkan teori pendukung lainnya. Jadi paling banyak 4 teori yang
kuat relevan dan pendukungnya, dibuatkan skema gambarnya dan diuraikan variable
dan indicator‐indikator, sehingga penelitian memiliki alur yang jelas.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka , landasan
teori bahasa yang digunakan untuk Bab 2 pada karya ilmiah atau penelitian harus
memiliki 4 kriteria yaitu :
1. Penjelasan
secara induktif tentang variable yang diteliti.
2.
Penjelasan
secara empiris dengan didukung dengan fakta‐fakta mengenai persoalan yang
berkaitan dengan variabel yang diteliti.
3.
Masalah‐masalah yang sedang dihadapi
terkait dengan variable
yang diteliti dasar peneliti untuk melakukan penelitian.
4. Review
dari berbagai hasil studi sejenis yang dikerjakan orang lain di tempat lain.
Tinjauan pustaka ini bukan
memindahkan tulisan orang lain namun memiliki peranan penting dan membantu
dalam hal mengungkapkan sebagai berikut :
1.
Pengetahuan tentang penelitian yang berkaitan,
memungkinkan peneliti menetapkan batas‐ batas bidang penelitiannya.
2.
Pemahaman teori
dalam suatu bidang memungkin peneliti itu menetapkan masalah dalam
perspektifnya.
3. Melalui
pengkajian pustaka yang relevan, para peneliti dapat mengetahui prosedur dan
instrument mana yang telah terbukti berguna atau tidak.
4.
Studi yang cermat
terhadap bahan pustaka yang relevan dapat menghindarkan terjadinya pengulangan
studi sebelumnya secara tak sengaja.
5.
Pengkajian
pustaka yang berkaitan menempatkan peneliti pada posisi yang lebih baik untuk
menafsirkan arti pentingnya hasil penelitiannya sendiri.
6.
Ide‐ide tentang
variable yang menyatakan penting dan tidak penting dalam bidang kajian
tertentu.
7. Informasi tentang
kegiatan yang dilakukan dan dapat diterapkan secara berarti.
8. Status kegiatan
dalam hal‐hal yang berkaitan dengna
kesimpulan dan hipotesis.
9.
Kebermaknaan
hubungan antara variable‐variabel yang telah dipilih dalam penelitian dan
keinginan untuk membuat jadwal sementara.
10. Sebagai
dasar untuk menetapkan koteks suatu masalah.
11. Sebagai
dasar untuk menetapkan tentang pentingnya suatu masalah penelitian.
Tinjauan pustaka apa saja yang dapat digunakan?. Ada dua kategori
sumber pustaka yang digunakan
baik tercetak maupun elektronik yaitu primary
sources dan secondary sources.
Primary sources adalah sumber pustaka utama yang dipertimbangkan untuk harus
digunakan contohnya seperti : jurnal ilmiah, majalah ilmiah, hasil seminar dan
workshop, makalah dan penelitian lainnya atau sumber pustaka utama ini terkait dengan
informasi yang terbarukan atau update.
Secondary sources adalah pustaka
penunjang seperti buku, kamus, terbitan
pemerintah, ensiklopedi atau informasi dari pustaka penunjang ini tidak terkait
informasi terbarukan.
MENGUTIP YANG BENAR
Membuat kutipan dari sebuah
rujukan referensi, diawali dengan membuat atau mencantumkan format rujukan.
Dalam format rujukan pengarang, mencantumkan nama akhir/nama belakang/marga dan
tahun (marga : tahun). Jika ada dua pengarang, formatnya dua marga pengarang
tersebut diikuti tahun (2 marga : tahun). Lebih dari dua pengarang, menyebutkan
nama marga pengarang pertama diikuti et.al atau dkk lalu tahun (marga…et.al:
tahun). Format rujukan tanpa pengarang atau nama lembaga
yaitu mencantumkan nama lembaga atau nama dokumen
atau tersebut dikuti tahun. Perunjukan karya terjemahan dengan cara
menyebutkan nama pengarang aslinya.
Setelah mengetahui format
rujukan, selanjutnya cara menguntip yang dibenarkan. Dibedakan format kutipan
yang kurang dari 40 kata atau lebih dari 40 kata.
Kutipan kurang dari 40 kata:
Kutipan yang kurang dari 40
kata, ditulis di antara tanda kutip (“..”) terpadu teks utama dalam spasi
rangkap diikuti nama pengarang, tahun dan nomor halaman yang dikutip. Contoh :
Guira
(1972:124) defines empathy as “ a process of comprehending in which a temporary
fusion of self‐object boundaries permits an immediate emotional apprehension of
the affective experience of somebody else.”
Contoh untuk dua nama
pengarang :
In addition
to formal reaching, theresearcher concluedes that” formal teaching does not
help” (Krashen and Terrel, 1983:27).
Kutipan lebih dari 40 kata :
Ditulis tanpa tanda kutip terpisah dari teks, dimulai
dari ketukan keenam
dari margin kiri. Contoh : Funher, Krashen and Terrel (1983:28)
explain :
The natural order hypothesis
does not state that every acquirer will acquire grammatical structures in the
exact same order. It states that, in general, certain structures tend to be
acquired early and others to be acquired late… .
Kutipan
lebih dari 40 kata dengan sebagian teks yang dihilangkan harus diikuti dengan
tanda titik‐ titik sebanyak 3 kali. Contoh :
Funher, Krashen and Terrel (1983:28)
explain :
The natural
order hypothesis does not state that every acquirer …. It states that, in
general, certain structures tend to be acquired early and others to be acquired
late… .
Kutipan kurang atau lebih dari
40 kata adalah termasuk kutipan langsung, maka selain itu ada kutipan tidak
langsung. Caranya dengan menggunakan bahasa penulis sendiri dengan system summary
tanpa tanda kutipan, nama pengarang dan tahun terbit serta nomor halaman
terpadu dalam satu paragraph. Contoh :
Brown (1987)
point out the importance of this condistion in learning foregn language. He
claims that foreign language learners benefit form positive attides… atau
Culture shock is one of four successive
stages of acculturation (Brown, 987:129).
KESIMPULAN
Memilih tepat teori yang
digunakan sebagai tinjauan pustaka memperjelas hasil penelitian yang
diharapkan. Kemudian mengikuti kaidah pengutipan yang baik sesuai dengan
standard yang ada berguna sebagai s alah satu hal untuk menghindari
plagiarisme. Tinjauan pustakan dan mengutip yang baik salah satu kerangka
penilitian yang membandingkan teori dengan data dilapangan dalam analisis
penelitian sebagai langkah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia Saraswati.2009. Cara Mudah
Menyusun Propsal, Skripsi,Tesis, Desertasi.Yogyakarta
: Ar‐Ruzz Media.
Teguh Budiharso.2009.Panduan Lengkap
Penulisan Karya Ilmiah.—Cet.4.—Yogyakarta : Venus.
0 comments:
Post a Comment