Resonansi Bunyi (Mekanik)
1.
Landasan Teori
Gelombang
adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang
merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang
dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit
(gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu
renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang
ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik (Riyn,2008).
Bunyi adalah bahan terpenting dalam musik. Bunyi berasal dari Sumber bunyi, yang digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian getaran tersebut oleh pengantar diantarkan atau dipancarkan keluar. Dan bila getaran ini sampai di telinga kita, barulah kita dapat mendengarkannya (Mswahyudi,2009).
Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks dan sulit digambarkan secara sistematis karena ketidak-linieran, tiga dimensi dan mempunyai bentuk yang random ( Suatu deret gelombang mempunyai periode dan tinggi tertentu ). Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan merupakan bentuk pendekatan gelombang alam. Ada beberapa teori dengan berbagai derajat kekomplekan dan ketelitian untuk menggambarkan gelombang di alam diantaranya adalah teori airy, Stokes, Gertsner, Mich, Knoidal, dan tunggal. Masing – masing teori tersebut mempunyai batasan keberlakuan yang berbeda – beda. Teori yang paling sederhana adalah teori gelombang linier yang pertama kali ditemukan oleh Airy pada tahun 1845(Rahmat,2008).
Bunyi adalah bahan terpenting dalam musik. Bunyi berasal dari Sumber bunyi, yang digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian getaran tersebut oleh pengantar diantarkan atau dipancarkan keluar. Dan bila getaran ini sampai di telinga kita, barulah kita dapat mendengarkannya (Mswahyudi,2009).
Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks dan sulit digambarkan secara sistematis karena ketidak-linieran, tiga dimensi dan mempunyai bentuk yang random ( Suatu deret gelombang mempunyai periode dan tinggi tertentu ). Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan merupakan bentuk pendekatan gelombang alam. Ada beberapa teori dengan berbagai derajat kekomplekan dan ketelitian untuk menggambarkan gelombang di alam diantaranya adalah teori airy, Stokes, Gertsner, Mich, Knoidal, dan tunggal. Masing – masing teori tersebut mempunyai batasan keberlakuan yang berbeda – beda. Teori yang paling sederhana adalah teori gelombang linier yang pertama kali ditemukan oleh Airy pada tahun 1845(Rahmat,2008).
2.
Tinjuan
Pustaka
2.1 Pengertian Gelombang
Gelombang adalah getaran yang
merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide.
Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa
berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena
perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di mana mereka
dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa
mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada
perpindahan secara masal. Malahan, setiap titik khusus berosilasi di sekitar
satu posisi tertentu.
(Wikipedia,2010).
Gelombang dapat dipantulkan
(refleksi), dibiaskan (refraksi), difokuskan, dipolarisasi dan sebagainya.
Penelitian eksperimental tentang gelombang cahaya tentang hukum pemantulan
(refleksi) yaitu :Sinar yang direfleksikan dan yang direfraksikan terletak pada
satu bidang yang dibentuk oleh sinar datang dan normal bidang batas dititik
datang (Gie,2009).
Selama Gelombang dengan medan
elektromagnetik yang dinyatakan pada fase medan E yaitu E=X Eo (ejk1-ejk2)= - X
2j Eo sin kz terlihat tidak bergerak , ini disebut dengan gelombang berdiri
(Liang,1995).
2.2 Jenis-Jenis Gelombang
Bila gelombang berjalan sepanjang
tali ,katakan dari kiri kekanan partikel tali bergerak naik turun dalam arah
lintang pada gerak gelombang itu sendiri. Gelombang seperti ini disebut
gelombang lintang atau gelombang transversal. Ada tipe gelombang lain yang
dikenal sebagai gelombang bujur atau gelombang longitudinal. Dalam sebuah
gelombang longitudinal getaran partikel media adalah sama arahnya dengan arah
gelombang. Gelombang longitudinal adalah siap dibentuk pada proses yang ditarik
atau diletakan secara bergantian menekan dan mengembang pada suatu ujungnya
(Giancoli,1997).
Menurut (Riyn,2008) tentang
jenis-jenis gelombang seperti berikut :
1.Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah
gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah rambatannya. Satu
gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit, misalnya seperti riak
gelombang air, benang yang digetarkan, dsb.
2. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah
gelombang yang merambat dalam arah yang berimpitan dengan arah getaran pada
tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan renggangan.
Contoh gelombang longitudinal seperti slingki / pegas yang ditarik ke samping
lalu dilepas (Riyn,2008).
Menurut (Yolanda,2009) berdasarkan
amplitudo dan fasenya :
Gelombang berjalan adalah
gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap titik yang dilalui
gelombng.
Gelombng diam (stasioner) adalah
gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap titik yang
dilalui gelombang.
2.3 Aplikasi Gelombang Bunyi pada
Perikanan
Aplikasi fish finder “Hydro
Acoustic” dan GPS dalam teknolgi pencarian ikanb Saat ini, hydro-acoustic
memiliki peran yang sangat besar dalam sektor kelautan dan perikanan, salah
satunya adalah dalam pendugaan sumberdaya ikan (fish stock assessment).
Teknologi hydro-acoustic dengan perangkat echosounder dapat memberikan
informasi yang detail mengenai kelimpahan ikan, kepadatan ikan sebaran ikan,
posisi kedalaman renang, ukuran dan panjang ikan, orientasi dan kecepatan
renang ikan serta variasi migrasi diurnal-noktural ikan (Herawati,2009).
Penggunaan -Gelombang Bunyi
(Acoustic) Pada Alat Tangkap Payang Terhadap Hasil Tangkap ]kan di Perairan
Pantai Popoh K abupaten Tulungagung dibandingkan pelakuan yaitu pengoperasian
alat tangkap payang menggunakan bantu gelombang suara dan tanpa alat pembantu
gelombang suara. Pada alat bantu gelombang suara memberikan hasil yang lebih
baik dari pada menggunakan alat tangkap tanpa bantu gelombang suara
(Efani,1996).
Metode akustik merupakan
proses-proses pendeteksian target di laut dengan mempertimbangkan proses-proses
perambatan suara. Aplikasi metode ini dibagi menjadi 2, yaitu sistem akustik
pasif dan sistem akustik aktif. Salah satu aplikasi dari sistem aplikasi aktif
yaitu Sonar yang digunakan untuk penentuan batimetri. Sonar (Sound Navigation
And Ranging) berupa sinyal akustik yang diemisikan dan refleksi yang diterima
dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal selam) atau dari dasar
laut(DJPB,2010).
2.4 Bunyi
Bunyi atau suara adalah kompresi
mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau
zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi
dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara(Wikipedia,2010).
Bunyi adalah suatu bentuk gelombang
longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh
partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami
getaran (Godam64,2007).
Bunyi adalah bahan terpenting dalam
musik. Bunyi berasal dari Sumber bunyi, yang digetarkan oleh tenaga atau
energi. Kemudian getaran tersebut oleh pengantar diantarkan atau dipancarkan
keluar. Dan bila getaran ini sampai di telinga kita, barulah kita dapat
mendengarkannya (Mswahyudi,2009).
2.5
Resonansi Bunyi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya
suatu benda akibat benda lain yang bergetar karena keduanya memiliki frekuensi
yang sama atau memiliki frekuensi yang merupakan bilangan bulat dari
frekuensi salah satu benda bergetar. Resonansi bunyi pada kolom udara dimanfaatkan
untuk menghasilkan bunyi pada alat musik. Alat- alat musik memiliki lubang
udara sehingga terjadi resonansi udara dan menghasilkan suara yang merdu.
Misalnya : bunyi merdu pada gitar dihasilkan oleh resonansi anatara dawai dan kotak resonansi. Ketika gitar di petik udara di dalam kotk resonansi bergetar dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi dawai. Udara yang berada di dalam kendang juga ikut bergetar ketika kendang dipukul. Jika tidak ada kolom udara pada alat musik kita tidak dapat mendengar merdunya suara musik.
Untuk memahami bagaimana proses resonansi kita perhatikan dua buah garputala yang beresonansi seperti pada gambar.
Misalnya : bunyi merdu pada gitar dihasilkan oleh resonansi anatara dawai dan kotak resonansi. Ketika gitar di petik udara di dalam kotk resonansi bergetar dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi dawai. Udara yang berada di dalam kendang juga ikut bergetar ketika kendang dipukul. Jika tidak ada kolom udara pada alat musik kita tidak dapat mendengar merdunya suara musik.
Untuk memahami bagaimana proses resonansi kita perhatikan dua buah garputala yang beresonansi seperti pada gambar.
Apabila salah satu garputala kita pukul, maka garputala akan
bergetar. hal ini menyebabkan garpula lainnya juga ikut bergetar karena
frekuensi keduanya sama. Frekuensi bunyi pada garputaladipengaruhi oleh bentuk
garputala, bahan garputala dan besar.
Resonansi Pada Beban Yang Digantung
Dengan Tali
Tiga buah batu yang digantung dengan
benang
Pada saat beban A diayun ternyata beban B
ikut berayun, beban C diam.
Pada saat beban B diayun ternyata beban A
ikut berayun, beban C diam.
Pada saat beban C diayun beban A diam dan
beban B diam.
Maka
pada beban yang digantung dengan tali dapat diambil kesimpulan agar dapat
terjadi resonansi panjang tali penggantung harus sama.
Resonansi Kolom Udara
Jika
garpu tala dengan frekuensi tertentu dibunyikan di atas kolom udara, kemudian
kolom udara digerakkan naik turun, maka suatu saat terdengar bunyi yang lebih
keras dari bunyi aslinya secara berulang-ulang. Pada saat terdengar bunyi yang
keras dari bunyi aslinya tersebut dikatakan dalam kolom udara terjadi peristiwa
resonansi.
Ø Pada saat terjadi perkerasan pertama
dikatakan terjadi resonansi I.
Ø Pada saat terjadi perkerasan kedua
dikatakan terjadi resonansi II.
Resonansi Kolom Udara
Pada
saat terjadi perkerasan ketiga dikatakan terjadi resonansi III dan seterusnya
Ø Resonansi I syaratnya jika L = 1/4 λ
Ø Resonansi IIsyaratnya jika L = 3/4 λ
Ø Resonansi III syaratnya jika L =5/4
λ
Keterangan:
L
adalah panjang kolom udara di atas permukaan air.
λ
adalah panjang gelombang bunyi yang terbentuk.
Dengan
percobaan resonansi pada kolom udara tersebut dapat ditentukan kecepatan bunyi
di udara pada saat itu dengan menggunakan persamaan :
V
= λ . f
Dimana
:
v
adalah kecepatan bunyi (dalam m/detik)
λ
adalah panjang gelombang (dalam meter)
f
adalah frekuensi sumber bunyi (dalam Hz)
Jika
getaran yang didengar lebih kuat, ini menunjukkan adanya resonansi dari udara
di dalam tabung. Dengan demikian adanya resonansi bunyi, mengakibatkan bunyi
asli menjadi lebih keras. Pada alat-alat seperti gitar, biola, kentongan,
beduk, dan lain-lain diberi kotak yang berisi udara. Hal ini dimaksudkan karena
udara mudah beresonansi maka bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat tersebut
menjadi lebih keras.
Resonansi Selaput Tipis
Bagian
yang sangat penting pada telinga kita dalah gendang pendengaran. Bagaimana jika
gendang pendengaran kita rusak? Selaput gendang sangat mudah beresonansi. Jika
ada bunyi dari luar yang masuk lewat lubang telinga maka selaput gendang
pendengaran akan bergetar. Dengan adanya getaran ini, terjadilah resonansi.
Akibat
resonansi, kita dapat mendengar bunyi-bunyi di sekitar kita. Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa syarat terjadinya resonansi adalah :
frekuensinya sama;
ada selaput tipis;
ada ruang udara yang panjangnya sama dengan
bilangan ganjil 1/4 kali panjang gelombang.
Resonansi Dapat Memperkuat Bunyi
Asli
Bunyi
yang dihasilkan garpu tala sebenarnya tidak terlalu keras. Namun, ketika
terjadi resonansi dengan kolom udara, suara garpu tala menjadi cukup nyaring
terdengar. Di sekitar selaput suara manusia terdapat udara. Ketika selaput
suara bergetar, udara ini akan ikut bergetar. Getaran udara ini akan
mengakibatkan suara manusia terdengar nyaring.
Kerugian Akibat Resonansi
Tidak
selamanya resonansi menguntungkan. Bunyi ledakan bom yang sangat keras dapat
menimbulkan getaran yang dapat meruntuhkan gedung-gedung. Getaran kereta api
yang lewat menyebabkan bagianbagian rumah yang ada di pinggir rel ikut
bergetar. Jika hal ini terjadi terus-menerus dan dalam waktu yang lama maka
rumah akan cepat rusak karena proses resonansi.
3.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Fungsi
Alat yang digunakan dalam Praktikum
Fisika Dasar materi Resonansi Bunyi adalah :
Ø Tabung Resonansi :untuk mencari
dengungan (resonansi) bunyi
Ø Garputala :pembuat,frekuensi
tertentu yaitu frekuensi 512,426.6,341.3Hz
Ø Alat Pemukul :untuk memukul garputala
Ø Jangka Sorong :untuk mengukur
diameter tabung resonansi
Ø Meteran :untuk menentukan jarak L1
dan L2
Ø Teko :untuk wadah air
Ø Nampan :untuk tempat alas alat
Ø Thermometer :untuk mengukur suhu
ruangan
Ø Selang :untuk mengalirkan air dari
teko ke tabung resonansi
3.2 Bahan dan Fungsi
Bahan yang digunakan dalam Praktikum
Fisika Dasar materi Resonansi Bunyi adalah air sebagai medium perambatan
resonansi bunyi.
4.
Analisa Prosedur
Pertama yang harus disiapkan pada
Praktikum Fisika Dasar materi Resonansi Bunyi adalah alat-alat dan bahan
seperti tabung resonansi untuk mencari dengungan (resonansi) bunyi,garputala
pembuat frekuensi tertentu (f= 512,426.6,341.3Hz),alat pemukul untuk memukul
garputala,jangka sorong untuk mengukur diameter tabung resonansi,meteran untuk
menentukan jarak l1 dan l2
teko untuk wadah air dan nampan
untuk tempat alas alat,thermometer untuk mengukur suhu ruangan,selang untuk
mengalirkan air dari teko ke tabung resonansi dan air sebagai medium perambatan
resonansi bunyi.
Garputala dengan frekuensi
(512,426.6,341.3 Hz) dipukul dengan alat pemukul lalu didekatkan dibibir tabung
resonansi serta diturunkan teko (1cm) hingga terdengar suara pengerasan suara.
Diukur antara panjang ujung tabung dengan tinggi permukaan air (l1) agar lebih
akurat diulang,dan diulang kembali untuk menentukan (l2) diamati, dan dicatat
hasilnya.
Frekuensi
512Hz
Pertama yang harus disiapkan adalah
alat-alat dan bahan seperti tabung resonansi untuk mencari dengungan
(resonansi) bunyi,garputala pembuat frekuensi tertentu f 512 Hz,alat pemukul
untuk memukul garputala,jangka sorong untuk mengukur diameter tabung
resonansi,meteran untuk menentukan jarak l1 dan l2,teko untuk wadah air dan
nampan untuk tempat alas alat,thermometer untuk mengukur suhu ruangan,selang
untuk mengalirkan air dari teko ke tabung resonansi dan air sebagai medium
perambatan resonansi bunyi.
Pada garputala dengan frekuensi
512Hz, pertama disiapkan garputala 512Hz dan tabung resonansi yang sudah diukur
diameternya ,kemudian teko diisi air hingga tebung resonansi penuh. Garputala
dipukul dan diletakan pada bibir tabung. Didengar bunyinya dan dicatat sebagai
(l1) diulang dan dicatat sebagai (l2) dicatat dan ditulis hasilnya.
Frekuensi
426,6Hz
Pertama yang harus disiapkan adalah
alat-alat dan bahan seperti tabung resonansi untuk mencari dengungan
(resonansi) bunyi,garputala pembuat frekuensi tertentu (f 426.Hz),alat pemukul
untuk memukul garputala,jangka sorong untuk mengukur diameter tabung
resonansi,meteran untuk menentukan jarak l1 dan l2,teko untuk wadah air dan
nampan untuk tempat alas alat,thermometer untuk mengukur suhu ruangan,selang
untuk mengalirkan air dari teko ke tabung resonansi dan air sebagai medium
perambatan resonansi bunyi.
Pada garputala dengan frekuensi
426,6Hz, pertama disiapkan garputala 426,6Hz dan tabung resonansi yang sudah
diukur diameternya ,kemudian teko diisi air hingga tebung resonansi penuh.
Garputala dipukul dan diletakan pada bibir tabung. Didengar bunyinya dan
dicatat sebagai (l1) diulang dan dicatat sebagai (l2) dicatat dan ditulis
hasilnya.
Frekuensi
341,3Hz
Pertama yang harus disiapkan adalah
alat-alat dan bahan seperti tabung resonansi untuk mencari dengungan
(resonansi) bunyi,garputala pembuat frekuensi tertentu (f 341.3Hz),alat pemukul
untuk memukul garputala,jangka sorong untuk mengukur diameter tabung
resonansi,meteran untuk menentukan jarak l1 dan l2,teko untuk wadah air dan
nampan untuk tempat alas alat,thermometer untuk mengukur suhu ruangan,selang
untuk mengalirkan air dari teko ke tabung resonansi dan air sebagai medium
perambatan resonansi bunyi.
Pada garputala dengan frekuensi
341,3Hz, pertama disiapkan garputala 341,3Hz dan tabung resonansi yang sudah
diukur diameternya ,kemudian teko diisi air hingga tebung resonansi penuh.
Garputala dipukul dan diletakan pada bibir tabung. Didengar bunyinya dan
dicatat sebagai (l1) diulang dan dicatat sebagai (l2) dicatat dan ditulis
hasilnya.
5.
KESIMPULAN
Pada materi percobaan Resonansi
Bunyi didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Ø Gelombang adalah bentuk dari
getaran yang merambat pada suatu medium
Ø Cepat rambat gelombang adalah
jarak yang ditempuh oleh gelombang
Ø Macam-macam gelombang bunyi adalah
:
Ø Berdasarkan perambatan gelombang
-Gelombang Transversal
-Gelombang Longitudinal
Ø Medium Perantara
-Gelombang Mekanik
Gelombang Elektromagnetik
Ø Amplitudo dan fasenya
-Gelombang Jalan
-Gelombang Diam
DAFTAR
PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment