1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode
mengajar adalah alat yang merupakan perangkat atau bagian dari strategi
pengajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan kata lain metode mengajar adalah tehnik penyajian yang dikuasai guru
untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa.
Metode
mengajar pendidikan banyak sekali macamnya. Oleh sebab itu setiap guru harus
memilih menggunakan metode yang paling tepat untuk dipakai dalam mengajar,
setiap jenis mengajar tidak selamanya dapat dipakai dalam setiap situasi
tertentu yang wajar dan hanya dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu pula, dalam setiap tujuan yang berbeda pula metode yang digunakan,
atau jika rumusan itu banyak, lebih dari satu maka tentu saja disana harus
dipakai bermacam metode.
Oleh
sebab itu guru harus benar-benar menguasai berbagai jenis metode,
kebaikan-kebaikan metode, kelemahan-kelemahan dan cara mengatasi kelemahan-kelemahan
tersebut. Metode dapat disebut efektif dan efisien ketika dapat dipergunakan
dalam mengajar dengan tepat dan mencapai hasil yang diharapkan.
Metode mengajar adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan
interaksi antara guru dan siswa.
Metode mengajar beraneka ragam jenisnya dan
setiap metode mengajar ada
kelemahan atau kelebihannya masing–masing.
Oleh sebab itu, dalam praktek
mengajar diperlukan beberapa metode mengajar
yang dirasa sesuai dan dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa metode
mengajar tersebut adalah:
a.
Metode ceramah
Metode
ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak
pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah,
antara lain :
1. Menurut
Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan
oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan
teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
2. Metode
ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal
dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca
kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru
menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran
dengan penggunaan buku.
Jadi
bisa kita simpulkan bahwa metode ceramah adalah penuturan atau penyampaian
materi pelajaran secara lisan oleh guru kepada peserta didik.
Definisi
metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan
diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru
tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan,
seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru
sejarah menggunakan metode ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah
seharusnya.
Metode
ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu
metode yang salah. Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang
dijelaskan diatas terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat
dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang menyenangkan,
tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan mendongeng. Metode
ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain :
Kelemahan :
1.
Mudah
menjadi verbalisme.
2. Yang
visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar
menerimanya.
3.
Bila
selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan.
4. Keberhasilan
metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.
5.
Cenderung
membuat siswa pasif
Kelebihan :
1.
Guru mudah menguasai kelas.
2.
Mudah
mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
3.
Dapat
diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4.
Mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya.
5.
Guru
mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
6.
Lebih
ekonomis dalam hal waktu.
7. Memberi
kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
8.
Dapat
menggunakan bahan pelajaran yang luas
9. Membantu
siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
10. Jika
digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan
keinginan belajar siswa dalam bidang akademik.
11. Dapat
menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain.
b. Metode tanya jawab
Adapun pengertian metode tanya jawab yang
dikemukakan oleh para ahli, antara lain:
• Menurut
Roestiyah N. K
Metode
tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberikan motivasi pada siswa agar
bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran, atau guru
mengajukan pertanyaan siswa yang menjawab.
• Menurut Team
Didaktik Metodik
Metode
tanya jawab adalah suatu cara dimana guru pada umumnya berusaha menanyakan
apakah siswa telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan, atau apakah
proses pemikiran yang dipakai oleh siswa.
Berdasarkan
keterangan diatas, bisa kita tarik pengertian bahwa metode ini adalah metode
mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two-way
traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya
guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik
secara langsung antara guru dan siswa. Kelebihan Metode Tanya Jawab.
Pelaksanaan
tanya jawab di kelas akan lebih hidup karena sambutan kelas lebih baik, siswa
tidak hanya mendengarkan saja. Dengan tanya jawab partisipasi siswa lebih besar
dan berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk
memberikan jawaban yang tepat, sehingga siswa menerima pelajaran dengan aktif
berpikir tidak pasif (mendengarkan saja).
Kekurangan Metode Tanya Jawab
Dalam
metode tanya jawab kelancaran jalannya pelajaran agak terhambat karena
diselingi tanya jawab. Jawaban siswa belum tentu benar bahkan mungkin
kadang-kadang dapat menyimpang dari persoalannya sehingga dibutuhkan waktu
lebih lama untuk memperoleh jawaban benar.
Menurut
H. Erman Suherman dalam bukunya Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer bahwa untuk menghindari terjadinya proses belajar
mengajar yang tidak efektif dan efisien serta mengharapkan siswa aktif dalam
kegiatan belajar mengajar dengan metode tanya jawab, hendaknya seorang guru
berlaku:
1. Menghargai
jawaban, pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimanapun jelek mutunya.
2. Menerima
jawaban siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan. Misalnya, siswa
mengerjakan pemfaktoran x2
-x- 6 = (x+3)(x-2). Pertanyaan diajukan tanpa menyalahkan terlebih dahulu. “
Bagaimana caranya kamu memperoleh hasil itu ? Coba terangkan”. Walaupun jawaban
yang diberikan betul, guru bisa memeriksa cara siswa mengerjakannya.
3. Merangsang
siswa untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan, mengajukan
pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau mendemonstrasikan hasil berpikirnya di
depan kelas, atau papan tulis, atau memperlihatkan hasil karyanya.
4. Mengajukan
pertanyaan kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan. Misalnya, suatu
pertanyaan ditujukan kepada seluruh kelas, sebelum ditujukan pada siswa
tertentu. Jika datang pertanyaan dari seorang siswa, pertanyaan tersebut
dilemparkan lagi pada siswa lain atau kelas.
5. Bertindak
atau bersikap seolah-olah belum tahu atau membuat kekeliruan yang disengaja.
Cara-cara ini dapat meningkatkan aktifitas siswa dan mereka menjadi lebih
kritis.
6.
Mengajukan
pertanyaan yang tinggi tarafnya.
7. Dan
menurut team didaktik metodik bahwa penggunaan metode tanya jawab bagi guru
sangat wajar digunakan apabila ditujukan untuk meninjau pelajaran yang lalu,
agar siswa memusatkan lagi perhatian tentang jumlah kemajuan yang telah dicapai
sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikutnya, menangkap
perhatian siswa, memimpin
pengamatan dan pemikiran siswa serta mengulangi pembicaraan untuk mendapatkan
kerja sama siswa atau dengan kata lain untuk mengikutsertakan semua siswa.
Sedangkan penggunaan metode tanya jawab dianggap kurang wajar bagi guru
digunakan apabila menilai kemajuan siswa, mencari jawaban dari murid-murid,
tetapi membatasi jawaban yang dapat diterima serta memberi giliran pada siswa
tertentu saja.
Perpaduan
metode ceramah dan tanya jawab merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
dalam proses belajar mengajar. Dengan melihat kelemahan dan kekurangan kedua
metode ini, maka penulis mencoba memadukan dua metode (ceramah dan tanya
jawab), yang diharapkan minat belajar matematika siswa dapat meningkat serta
dapat mengefektifkan proses belajar mengajar.
c.
Metode diskusi
Adalah
tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur
dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih
teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
Tiap kelas bisa menjadi beberapa kelompok diskusi untuk kemudian diberi tugas
untuk membuat makalah dengan topik-topik yang sudah ditentukan oleh guru.
Kebaikan dan kelemahan metode diskusi :
a. Kebaikan :
1.
Siswa
belajar bermusyawarah
2. Siswa
mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan masing-masing.
3.
Belajar
menghargai pendapat orang lain.
4. Mengembangkan
cara berpikir dan sikap ilmiah.
b. Kekurangan/kelemahan :
1. Pendapat
serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
2. Kesulitan
dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.
3. Membutuhkan
waktu cukupbanyak.
d. Metode kerja
kelompok
Metode
kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa
siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri
ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub
kelompok). Metode tersebut bisa digabungkan dengan metode diskusi, yang mana
kelompok-kelompok dibentuk untuk mempelajari topik-topik tertentu yang akan
didiskusikan.
Penggunaan metode kerja kelompok
:
a. Pengelompokan untuk mengatasi
kekurangan alat-alat pelajaran :
Dalam
sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai
bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang
sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap
kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang telab disediakan guru.
b.
Pengelompokan atas dasar perbedaan kemampuan belajar :
Di
suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas
sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam
kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima
orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru
menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh
siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para
siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf
kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka.
Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang
membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
c. Pengelompokan atas dasar
perbedaan minat belajar :
Pada
suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok
bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu
pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat
sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan
yang dimaksud.
d.
Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi tiap siswa :
Di
suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu masalah
tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu
diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran
kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan Melayu dengan
kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi
ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah
diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi
kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut
dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok
rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar
ini dimaksudkan
untuk merangsang tiap
siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun
diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain.
Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
e. Pengelompokan untuk pembagian
pekerjaan :
Pengelompokkan
ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh
berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan
ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan
dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek
persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun
melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin
diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan
kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini
bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok
ini membutuhkan waktu yang panjang.
f. Pengelompokan untuk belajar bekerja sama
secara efisien menuju ke suatu tujuan :
Langkah
pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa,
kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja
kelompok, dan menyimpulkan kemajuan
kelompok. Di sini jelas
walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya
sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan
dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya
dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas
kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru
dapat memilih persoalan yang dapat didiskusikan di kelas.
Kelebihan dan kelemahan kerja
kelompok :
1.
Kelebihan
:
a.
Dapat
memupuk rasa kerjasama.
b.
Suatu
tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
c.
Adanya
persaingan yang sebat.
2.
Kelemahan
:
a. Adanya
sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah
merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b. Bila
kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau
didominasi oleh seseorang.
Sumber Referensi
:
0 comments:
Post a Comment