MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF( MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN MODEL PEMBELAJARAN TGT)
1. Pengertian
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif merujuk pada beberapa macam metode pengajaran dan para siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi pelajaran (Slavin, 2008: 4). Dalam pembelajaran kooperatif
mempunyai kelebihan yakni dalam mengembangkan hubungan antar siswa dari latar
belakang etnik, ekonomi, dan tingkat akademik yang berbeda. Dari uraian
tersebut dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran kooperatif dibentuk kelompok-kelompok
kecil yang di dalamnya terdiri dari beberapa siswa yang mempunyai jenis kelamin
dan tingkat akademikyang berbeda. Selain itu juga dituntut adanya kerjasama dan
saling ketergantungan diantara siswa dalam satu kelompok dalam menyelesaikan
suatu tugas.
1. 1 Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Berdasarkan
referensi dari buku karya Ibrahim dan Slavin, unsur - unsur dasar yang
terkandung dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
a)
siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan.
b)
siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya.
c)
siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan
yang sama.
d)
siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
e)
siswa akan dikenakan evaluasi dan diberi hadiah dan penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f)
siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar
bersama selama proses pembelajaran.
g)
siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
Selain
adanya unsur pembelajaran kooperatif juga terdapat cirri-cirinya. Ciri-ciri
tersebut meliputi:
a a) siswa
bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
b b) kelompok
dibentuk dari siswa yang memilki kemampuan tinggi, sedang, rendah.
c c) anggota
kelompok terdiri dari jenis kelamin berbeda-beda.
d d) penghargaan
lebih berorientasi kelompok dari pada individu.
1 1.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran
penting. Menurut Ibrahim (2000: 9), ada tiga tujuan tersebut meliputi:
a.
hasil belajar akademik
b.
penerimaan tehadap keragaman
c.
pengembangan keterampilan sosial
Ketiga
tujuan pembelajaran di atas dapat diuraikan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
keterampilan sosial dapat dikembangkan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
penerimaan keragaman antar siswa dalam satu kelompok yang mana di dalam satu
kelompok dituntut adanya kerjasama agar tugas yang dipikul dapat terselesaikan
dengan hasil yang baik dan memuaskan. Hasil tugas tersebut akan berpengaruh
terhadap hasil belajar akademik karena hasil tugas yang baik dan memuaskan akan
memperoleh nilai yang baik pula.
2 2.
Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament)
Pembelajaran
kooperatif terdiri dari beberapa tipe model, salah satunya yaitu tipe TGT. TGT
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya. Dalam TGT para siswa dibagi
dalam tim belajar yang terdiri atas empat sampai lima orang siswa yang
berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya
(Slavin, 2008:11). Gagasan utama dari TGT adalah untuk memotivasi siswa supaya
dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang
diajarkan oleh guru.
Model
pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari atas lima komponen. Menurut
Slavin (2008: 143), komponen-komponen tersebut meliputi :
1 1. Penyajian
materi
Pada
pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi mula-mula diperkenalkan dalam penyajian
materi. Sering kali ini merupakan instruksi langsung atau diskusi yang dipandu
oleh guru. Dalam hal ini siswa menyadari bahwa mereka harus memperhatikan
selama penyajian materi karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan
game dengan baik, skor game mereka menentukan skor kelompok.
2 2. Tim
Fungsi
utama tim atau kelompok adalah untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok
belajar, dan khususnya menyiapkan anggotanya dapat berhasil dalam game. Setelah
guru menyajikan materi, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau
materi yang telah disampaikan oleh guru. Seringkali, dalam pembelajaran
tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal bersama dan membandingkan
jawaban atau menyelesaikan dan mengoreksi jika teman sekelompoknya membuat
kesalahan. Setiap kali anggota kelompok ditekan untuk menjadi yang terbaik bagi
timnya, dan tim melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya. Tim memberi
dukungan untuk pencapaian prestasi akademik yang tinggi dan memberikan
perhatian saling menguntungkan dan respek sebagai dampak hubungan intergroup,
harga diri dan penerimaan dari siswa sekelompoknya.
3 3. Game
Game
dilengkapi pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan didesain untuk menguji
pengetahuan siswa dari penyajian materi dan latihan tim. Game dimainkan oleh
semua kelompok.
4 4. Turnamen
Turnamen
merupakan struktur game yang dimainkan. Biasanya diselenggarakan pada akhir
unit, setelah guru melaksanakan penyajian materi dan tim telah berlatih dengan
lembar kerja. Turnamen pertama guru menempatkan siswa ke meja turnamen, tiga
siswa terbaik pada hasil belajar yang dulu pada meja satu, Tiga siswa
berikutnya pada meja dua dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini
memungkinkan siswa dari semua tingkat hasil belajar yang yang lalu memberi
kontribusi pada skor timnya secara maksimal jika mereka melakukan yang terbaik.
Setelah turnamen putaran pertama siswa pindah meja tergantung hasil mereka
dalam turnamen akhir. Pemenang pertama pada setiap meja ditempatkan ke meja
berikutnya yang setingkat lebih tinggi, pemenang kedua tetap berada di meja
yang sama, dan yang kalah diturunkan ke meja di bawahnya.
5 5. Rekognisi
Tim
Tim
dimungkinkan mendapat sertifikat atau penghargaan lain apabila skor mereka
paling tinggi diantar kelompok lain.
Langkah-langkah
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT Menurut Slavin (2008: 64), langkah
dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut.
1 1. Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
Pelajaran
dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotifasi siswa untuk
belajar.
2 2. Menyajikan
informasi
Pada
tahap ini guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
3 3. Mengorganisasikan
siswa dalam kelompok-kelompok
Guru
membagi siswa dalam kelompok-kelompok sebelum melaksanakan pembelajaran.
Masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa. Guru juga membantu
kelompok-kelompok tersebut dalam menyelesaikan tugasnya.
Cara
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok adalah sebagai berikut:
1 1. Mengurutkan
siswa dari atas ke bawah berdasarkan skor awal yang diperoleh dari rapor atau
skor tes.
2 2. Membagi
daftar siswa yang telah urut tersebut menjadi empat bagian.
3 3. Mengambil
satu siswa dari tiap perempatan tersebut sebagai anggota kelompok dan pastikan
tim-tim yang terbentuk berimbang berdasarkan jenis kelaminnya.
4 4. Kerja
kelompok
Anggota
kelompok menggunakan lembar kegiatan siswa atau perangkat pembelajaran yang
lain untuk menuntaskan materi pelajarannya, kemudian saling membantu untuk
menuntaskan materi pelajarannya, dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran melalui tutorial, diskusi, dan game. Materi diolah siswa sendiri
bersama dengan kelompoknya sehingga siswa lebih mengerti dan memahami materi
serta memungkinkan munculnya pertanyaanpertanyaan untuk memenuhi rasa ingin
tahunya. Sedangkan guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugasnya. Pada akhir pembelajaran, satu atau beberapa kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya untuk dibahas dalam diskusi kelas. Siswa dapat
mengajukan pertanyaan, tanggapan dan memberikan jawaban.
5 5. Evaluasi
mandiri
Selama
proses pembelajaran guru melakukan evaluasi dan bimbingan. Selain itu guru
mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari dengan
memberi tes tertulis. Siswa dalam mengerjakan tes ini tidak diperbolehkan untuk
bekerjasama dengan siswa lainnya maupun anggota kelompoknya. Setelah selesai
mengerjakan tes, tes tersebut dikoreksi oleh guru untuk mendapatkan hasil
belajar.
Skor
tim diperoleh dari penjumlahan yang diperoleh tiap anggota kelompok. Kelompok
yang memperoleh nilai tertinggi diberi penghargaan. Meskipun demikian
pembelajaran kooperatif tipe TGT juga memiliki kekurangan diantaranya adalah:
1 1. Sebagian
siswa yang tetap tinggal di meja empat pada permainan TGT ini secara psikologis
mempengaruhi kepercayaan diri siswa, hasil belajar siswa terebut pun menjadi
kurang maksimal, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan model pembelajaran
yang lain.
2 2. Tidak
semua materi pelajaran sejarah dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT.
3. Kelas
lain terganggu oleh suara siswa yang kadang bertepuk tangan, tertawa, dan lain
sebagainya, maka guru memberikan batasan siswa dalam memberikan suport tersebut
dengan alasan mengganggu kelas lain.
4 4. Banyak
memakan waktu, baik Persiapan dalam rangka pemahaman isi maupun dalam
pelaksanaan permainan, maka guru harus memotivasi siswa yaitu dengan memberikan
suatu penegasan agar serius dalam melakukan kegiatan tersebut.
Dengan
penerapan model pembelajaran TGT diharapkan siswa lebih aktif dalam
pembelajaran karena pada model pembelajaran TGT siswa menggunakan turnamen,
sehingga siswa bersemangat untuk mendapatkan skor nilai tinggi agar siswa dapat
ikut pada turnamen selanjutnya.
3 3.
Model
Pembelajaran NHT
Menurut
Slavin (2008: 75), dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa lebih
bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam pembelajaran
kooperatif tipe NHT siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda. Setiap
siswa dibebankan untuk menyelesaikan soal yang sesuai dengan nomor anggota
mereka.
Tetapi
pada umumnya mereka harus mampu mengetahui dan menyelesaikan semua soal yang
ada dalam LKS. Dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu:
a 1. Persiapan
Dalam
tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario
Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
b 2. Pembentukan
Kelompok
Dalam
pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang
siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok
yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari
latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain
itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai
dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. Dalam pembentukan kelompok, tiap
kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa
dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
3. Diskusi
Masalah
Dalam
kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang
bersifat umum.
d 4. Memanggil
Nomor Anggota atau Pemberian Jawaban
Dalam
tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan
nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
e 5. Memberi
Kesimpulan
Guru
memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang disajikan.
f. 6. Skor
Peningkatan Individu
Skor
peningkatan adalah memberikan kepada siswa sasaran yang dapat dicapai jika
mereka bekerja lebih giat dan memperhatikan prestasi yang lebih baik jika
dibandingkan dengan yang dicapai sebelumnya setiap siswa diberi skor awal yang
diperoleh dari tes sebelumnya. Hasil tes setiap siswa diberi skor peningkatan
yang ditentukan berdasarkan skor tes terdahulu (skor tes awal dan skor tes
terakhir). Selisih skor siswa tersebut kemudian diberi skor berdasarkan tabel
skor perkembangan di bawah ini sehingga diperoleh skor individu. Skor individu
setiap anggota kelompok memberi sumbangan kepada skor kelompok.
7. Penghargaan
Kelompok
Penghargaan
kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah
rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut.
Sumber
Referensi :
0 comments:
Post a Comment