WAWASAN DASAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
A. Konsep dasar Pengelolaan Pendidikan
Kata
pengelolaan berasal dari kata manajemen. Sedangkan istilah manajemen sama
artinya dengan administrasi (Oteng Sutisna :1983). Oleh sebab itu, pengelolaan
pendidikan dapat diartikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah
administrasi dalam bidang pendidikan.
Moh. Rifai (1982) menjelaskan
pengertian administrasi sebagai berikut:
Administrasi ialah keseluruhan
proses yang mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang
tersedia dan yang sesuai, baik personal maupun material, dalam usaha untuk
mencapai bersama suatu tujuan secara efektif dan efisien (h. 25).
Sementara
itu Sondang P. Siagian (1983) mendefisinikan pengertian administrasi adalah
sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnnya.
pengertian
administrasi mengandung makna adanya (1) tujuan yang mesti dapat direalisasikan
guna kepentingan lembaga, individu atau pun kelompok, (2) keterlibatan
personil, material dan juga finansial dalam posisinya yang saling mendukung dan
satu sama lain saling memerlukan dan juga saling melengkapi, (3) proses yang
terus menerus dan berkesinambungan yang dimulai dari hal yang kecil dan
sederhana sampai kepada hal yang besar dan rumit, (4) pengawasan atau kontrol
guna keteraturan, keseimbangan dan keselarasan, (5) tepat guna dan berhasil
guna supaya tidak terjadi penghambur-hamburan waktu, tenaga, biaya dan juga
fasilitas agar dapat mencapai keberhasilan dan produktivitas yang cukup
memadai, (6) hubungan manusiawi yang menempatkan manusia sebagai unsur utama
dan terhormat serta memiliki kepentingan di dalamnya.
Dudung
A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994) menyampaikan beberapa alasan tentang
perlunya kaidah-kaidah administrasi diterapkan dalam bidang pendidikan.
Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut:
1
Dalam
rangka mengantisipasi tuntutan perkembangan dan juga tuntutan pembangunan yang
terjadi pada tingkat lokal, regional atau pun global sehingga pendidikan dapat
merencanakan, menyediakan, mengelola dan juga mengatur berbagai tuntutan yang
ada guna kepentingan pembangunan itu sendiri atau guna kelanjutan dari
pembangunan yang berkesinambungan.
2
Produk
atau hasil dari pembangunan pendidikan
yang berbentuk fisik atau pun non-
fisik yang berupa ilmu atau
pengetahuan dalam ruang lingkup lokal, regional dan global. Agar produk atau
hasil dari pembangunan pendidikan ini dapat dirasakan manfaatnya bagi kehidupan
manusia yang tentunya memerlukan penataan dan penggunaan yang memadai sesuai
dengan kaidah-kaidah administrasi yang telah teruji keberhasilannya.
3
Peranan
dan tugas dari lembaga pendidikan (persekolahan) makin lama semakin bertambah
dan semakin beragam sehingga lembaga pendidikan atau persekolahan ini tidak
hanya memerlukan tenaga guru sebagai pengajar saja akan tetapi juga memerlukan
berbagai macam tenaga kependidikan lain seperti pengelola pendidikan,
administrator, manajer, planner, supervisor dan juga counsellor dalam proses belajar mengajar.
4
Tuntutan
kemajuan ilmu dan teknologi dan juga tuntutan dari hidup manusia itu sendiri
yang keduanya mesti seimbang dan selaras yang berakibat harus seimbang dan
selarasnya lembaga pendidikan sebagai produsen dan indvidu sebagai konsumennya.
5
Tuntutan dari masyarakat terhadap lembaga pendidikan atau persekolahan yang
menuntut peralatan dan fasilitas yang memadai serta personil yang berkualitas
sebagai jaminan lembaga pendidikan atau persekolahan dalam merebut kepercayaan
konsumen tenaga kerja di bursa tenaga kerja. Perencanaan, pengelolaan dan
kualitas mutu keluaran dari lembaga pendidikan atau persekolahan tidak
sepenuhnya dapat dipercayakan hanya kepada guru saja walaupun guru tersebut
memiliki kualitas yang cukup tinggi.
6
Pendidikan
dan lembaga pendidikan dewasa ini telah menjadi ajang bisnis yang memerlukan
penanganan yang lebih serius untuk dapat merebut persaingan yang sehat.
B. Fungsi
dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan
1. Membuat putusan
2. Merencanakan
3. Mengorganisasikan
4. Mengkomunikasikan
5. Mengkoordinasikan
6. Mengawasi
7. Menilai
C. Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan Pendidikan
1 Pendekatan
Organisasi Klasik
Pendekatan organisasi klasik ini
sering disebut juga dengan gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh
Frederick Taylor seorang yang memiliki latar belakang dan pengalaman sebagai
buruh, juru ketik, mekanik, dan akhirnya berpengalaman sebagai kepala teknik
yang hidup antara tahun 1856 sampai dengan tahun 1915. Gerakan ini mencari
upaya untuk dapat menggunakan orang secara efektif dalam organisasi industri.
Konsep dari gerakan ini adalah orang dapat juga bekerja layaknya sebagai mesin.
2. Pendekatan Hubungan Manusia
Pendekatan
hubungan manusia adalah gerakan yang lahir dan berkembang sebagai reaksi
terhadap pendekatan organisasi klasik. Pendekatan hubungan manusia ini
dipelopori oleh Mary Parker Follett (1868-1933) orang yang pertama kali
mengenal pentingnya faktor-faktor manusia dalam administrasi. Mary Follet juga
banyak menulis yang berkenaan dengan sisi manusia dalam administrasi. Mary
Follet percaya bahwa masalah yang mendasar dalam semua organisasi adalah
mengembangkan dan mempertahankan hubungan dinamis dan harmonis. Walaupun
terjadi konflik, menurut pemikiran Mary Follet, konflik tersebut merupakan
suatu proses yang normal bagi pengembangan hal yang mengakibatkan terjadinya
konflik itu.
3. Pendekatan Prilaku
Pendekatan
prilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara hubungan sosial dengan
struktur formal dan menambahkannya dengan proposisi yang diambil dari
psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi. Pendekatan ini dipelopori oleh
Chester I. Barnard yang hidup antara tahun 1886 sampai dengan tahun 1961. Bukunya "Functions of the Executive" (1938). Dalam buku
ini Barnard mengulas secara lengkap teori perilaku yang kooperatif dalam
organisasi formal. Barnard menyimpulkan bahwa kontribusi kerjanya berkenaan
dengan konsep struktur dan dinamis. Konsep-konsep struktur yang dianggap
penting adalah individu, sistem kerja sama, organisasi formal, organisasi
formal yang komplek, dan juga organisasi informal. Konsep-konsep dinamis yang
penting, menurut Barnard, adalah kerelaan, kerjasama, komunikasi, otoritas,
proses keputusan, dan keseimbangan dinamik.
Sumber Referensi :
0 comments:
Post a Comment